Loading...
Loading...
Suatu hari seorang dari tabi’in, hendak menghadap kepada Umar bin Khattab ra, yang masa itu selaku khalifah pengganti Abu Bakar as-Shiddiq. Tujuan kedatangannya tak lain ingin curhat akan masalah tumah tangga yang dihadapi. Masalah rumah tangga yang dipermasalahkan, pun banyak dialami oleh banyak rumah tangga hari ini. Yah, istri sahabat khalifah itu sangat cerewet dan suka berbicara dengan nada tinggi di depannya selaku suami, dan dia ingin meminta solusi khalifah cara menghadapi istri cerewet..
Sampai depan pintu, laki laki itu spontan membalik badan ingin meninggalkan rumah sang khalifah. Betapa tidak, dari luar dia mendengar pembicaraan antara khalifah dengan istrinya. Dan yang membuat dia terkejut, istri sang khalifah juga mengeluarkan kalimat pedas dan bernada tinggi. Dari luar, lelaki ini juga mengetahui respon sang suami yang tak lain adalah khalifah, Umar bin Khattab. Lelaki itu heran, respon Umar jauh dari perkiraannya. Umar tidak meladeni kata-kata istrinya dengan kata-kata serupa. Umar diam dan hanya menjawab beberapa kata dengan lembut. Umar tidak mempermasalahkan kata-kata istrinya itu.
Sabat khalifah pastinya kecewa. Maksud hati ingin curhat, berbagi masalah dan meminta solusi, ternyata sang khalifah juga mengalami hal berbeda. Seketika lelaki itu ingin pulang ke rumahnya, namun sang khalifah memanggilnya. “Apa keperluanmu sahabatku?” kata-kata Umar menghentikan langkah pria itu. Dia akhirnya masuk, lalu ia menceritakan maksud kedatangannya hingga mendengar pembicaraan khalifah sampai terakhir. (Baca juga: kisah istri dan buah nangka)
Apa jawab sang khalifah? “Wahai tamuku, aku rela bersabar menghadapinya lantaran kewajibanku semua diambil istriku. Dialah yang memasak makananku, dialah yang menyusui anakku. Bukankah semua itu adalah kewajiban suami? Namun dia mengerjakannya tanpa meminta ijin kepada kita suaminya. Nah, jika istrimu juga seperti itu, bersabarlah menghadapinya” demikian solusi dari Umar bin Khattab.
Berbicara bagi wanita memang berbeda dengan pria. Berdasarkan penelitian, wanita umumnya bicara 20.000 kata dalam sehari. Sedangkan laki-laki cukup 7.000 kata. Perbedaan inilah yang membuat mengapa mayoritas wanita lebih banyak bicara daripada laki-laki. Perbedaan pria dan wanita dari sisi berbicara itulah yang harus dipahami suami. Wanita banyak berbicara dibanding pria, bukan berarti dia cerewet, itulah pribadinya. Justru akan mengherankan jika seorang istri terlalu pendiam. (baca: wanita cerewet itu wajar)
Olehnya itu, menghadapi istri cerewet, seorang suami perlu melihat kebaikan-kebaikan istrinya. Suami perlu mengingat kembali sejauh mana perannya dan bagaimana ia mengerjakan setiap kewajibannya. Jika istri banyak biacara, ketahuilah itu tidak sebanding dengan kebaikannya terhadap suaminya. Olehnya, suami perlu bersabar. Biarkan saja, dengarkan, jangan didebat dan jangan dibantah. Mungkin saja istri lelah. Kata-kata yang pedas, nada tinggi adalah bentuk pelampiasan penat dari kewajiban kita yang dikerjakan olehnya.
Tentu ini tak berarti membiarkan istri jika ia melampaui batas. Misalnya istri cerewet sudah sampai taraf menghina suami atau tidak hormat pada suami. Suami perlu mengingatkan dan membimbingnya. Namun, jangan langsung dilakukan di saat itu. Tunggulah hingga datang waktu yang tepat, dalam kondisi santai. Dalam suasana yang kembali cair dan penuh cinta.
sumber : (muslimah-id.com)
ilustrai sumber : kelascinta.com |
Sampai depan pintu, laki laki itu spontan membalik badan ingin meninggalkan rumah sang khalifah. Betapa tidak, dari luar dia mendengar pembicaraan antara khalifah dengan istrinya. Dan yang membuat dia terkejut, istri sang khalifah juga mengeluarkan kalimat pedas dan bernada tinggi. Dari luar, lelaki ini juga mengetahui respon sang suami yang tak lain adalah khalifah, Umar bin Khattab. Lelaki itu heran, respon Umar jauh dari perkiraannya. Umar tidak meladeni kata-kata istrinya dengan kata-kata serupa. Umar diam dan hanya menjawab beberapa kata dengan lembut. Umar tidak mempermasalahkan kata-kata istrinya itu.
Sabat khalifah pastinya kecewa. Maksud hati ingin curhat, berbagi masalah dan meminta solusi, ternyata sang khalifah juga mengalami hal berbeda. Seketika lelaki itu ingin pulang ke rumahnya, namun sang khalifah memanggilnya. “Apa keperluanmu sahabatku?” kata-kata Umar menghentikan langkah pria itu. Dia akhirnya masuk, lalu ia menceritakan maksud kedatangannya hingga mendengar pembicaraan khalifah sampai terakhir. (Baca juga: kisah istri dan buah nangka)
Apa jawab sang khalifah? “Wahai tamuku, aku rela bersabar menghadapinya lantaran kewajibanku semua diambil istriku. Dialah yang memasak makananku, dialah yang menyusui anakku. Bukankah semua itu adalah kewajiban suami? Namun dia mengerjakannya tanpa meminta ijin kepada kita suaminya. Nah, jika istrimu juga seperti itu, bersabarlah menghadapinya” demikian solusi dari Umar bin Khattab.
Berbicara bagi wanita memang berbeda dengan pria. Berdasarkan penelitian, wanita umumnya bicara 20.000 kata dalam sehari. Sedangkan laki-laki cukup 7.000 kata. Perbedaan inilah yang membuat mengapa mayoritas wanita lebih banyak bicara daripada laki-laki. Perbedaan pria dan wanita dari sisi berbicara itulah yang harus dipahami suami. Wanita banyak berbicara dibanding pria, bukan berarti dia cerewet, itulah pribadinya. Justru akan mengherankan jika seorang istri terlalu pendiam. (baca: wanita cerewet itu wajar)
Olehnya itu, menghadapi istri cerewet, seorang suami perlu melihat kebaikan-kebaikan istrinya. Suami perlu mengingat kembali sejauh mana perannya dan bagaimana ia mengerjakan setiap kewajibannya. Jika istri banyak biacara, ketahuilah itu tidak sebanding dengan kebaikannya terhadap suaminya. Olehnya, suami perlu bersabar. Biarkan saja, dengarkan, jangan didebat dan jangan dibantah. Mungkin saja istri lelah. Kata-kata yang pedas, nada tinggi adalah bentuk pelampiasan penat dari kewajiban kita yang dikerjakan olehnya.
Tentu ini tak berarti membiarkan istri jika ia melampaui batas. Misalnya istri cerewet sudah sampai taraf menghina suami atau tidak hormat pada suami. Suami perlu mengingatkan dan membimbingnya. Namun, jangan langsung dilakukan di saat itu. Tunggulah hingga datang waktu yang tepat, dalam kondisi santai. Dalam suasana yang kembali cair dan penuh cinta.
sumber : (muslimah-id.com)
Loading...
WAJIB BACA..!! Beginilah Cara Menghadapi Istri Yg Cerewet Menurut Umar bin Khattab
4/
5
Oleh
assas